Selasa, 25 Mei 2010

Indahnya Kepemimpinan Rasulullah ( Khutbah Wukuf)

Khutbah Wukuf Arafah
Oleh: Abdullah Gymnastiar  (Aa' Gym)
Disampaikan di Padang Arafah
Tgl 9 Dzulhijjah 1423 H / 10 Februari 2003

Bismillahirrahmaanirrahiim,
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Alhamdulillahirabbil'aalamiin,
Allahuma shalli 'ala Muhammad wa'ala aalihi waashabihii ajmai'iin,

Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Menatap, Maha Menggenggam diri kita semua. Dia-lah satu-satunya yang menguasai segala-segalanya. Dia-lah yang menentukan kita bisa hadir di tempat yang amat dirindukan oleh umat Islam ini.

Saudaraku yang budiman,

Insya Allah pada hari ini, betapa pun kita tidak bisa melihat Allah swt tapi yakinlah bahwa Allah Maha Menatap kita. Kalaupun kita tidak bisa menyaksikan malaikat, tapi demi Allah, Allah membanggakan diri kita di hadapan para malaikat.

Inilah hari di mana seorang hamba dijadikan haji oleh Allah di padang Arafah. Sepatutnya siapapun yang hadir di tempat ini, merasa amat malu, karena kita bisa hadir di tempat ini bukan karena kemuliaan kita, bukan karena harta kita, bukan karena kekuasaan kita. Jauh lebih banyak orang-orang yang lebih soleh dari pada kita. Yang setiap malam bermunajat kepada Allah meminta agar bisa dijamu di Arafah ini. Banyak orang-orang yang setiap malam menangis meminta kepada Allah agar bisa merasakan nikmatnya sujud di sini. Banyak orang yang lisannya tiada pernah berhenti menyebut nama Allah. Tapi bandingkan dengan kita. Hari-hari kita yang lupa kepada Allah, sodaqoh kita amat sedikit, aib kita melimpah ruah dan dosa kita menggunung tinggi. Maka sebaik-baik haji adalah haji yang sepulang dari tempat ini benar-benar harus berbuat sesuatu. Setidaknya kita harus dapat memperbaiki diri, tidak menjadi orang yang mempermalukan hamba-hamba yang dijamu oleh Allah di Arafah ini.

Saudaraku yang budiman,

Pada hari ini kita melihat dari seluruh penjuru dunia, berdatangan tamu-tamu Allah di padang Arafah ini. Sungguh sesuatu yang tidak pernah kita lihat sebelumnya. Beraneka warna kulit, aneka bentuk tubuh, semuanya menyebut nama Allah. Melangkah, bercucuran keringat, bersimbah peluh, tapi semuanya begitu gigih. Andaikata akan kita renungkan, ini adalah salah satu bukti betapa agung dan hebatnya pengaruh Rasulullah terhadap umat.

Ribuan tahun telah lalu, ribuan kilometer tembus bahkan kita pun datang dari Indonesia ke Tanah Suci. Mudah-mudahan pada siang ini kita bisa mengambil sebuah renungan, salah satu contoh dari Rasulullah yang seharusnya menjadi acuan yang selalu kita tiru, yaitu keindahan kepemimpinan Rasulullah saw. Karena kepemimpinan berarti pengaruh. Makin kuat kepemimpinan seseorang, makin kuat pengaruhnya. Bahkan tembus ke hati kita. Kita rela menabung, kita rela mengurangi makan untuk pergi ke tempat ini. Pemimpin seperti apakah Rasul sehingga bisa tembus ke relung hati kita? Siang malam kita merindukan mimpi berjumpa dengan beliau. Berdesak-desak di Raudhah pun kita jalani. Pemimpin seperti apakah beliau yang bisa menembus jantung kita ini ? Sebetulnya inilah warisan rasul yang harusnya kita miliki. Inilah warisan kepemimpinan yang seharusnya menggerakkan keluarga kita, menggerakkan umat.

Saudara-saudaraku,

Kita sekarang sulit mencari pemimpin yang bisa membekas dihati kita. Bahkan seorang anakpun sering merasa ayahnya tidak hadir di hatinya. Ayah seperti apa kalau tidak ada di hati anaknya ?

Alangkah indahnya jikalau hadir di antara kita, di negeri kita, di keluarga kita, pemimpin seindah Rasulullah saw. Yang setiap menatap wajah beliau, hati ini menjadi sejuk. Yang setiap mendengar ucapan beliau, bergetar jiwa ini. Yang setiap melihat pribadi beliau, tergerak diri ini. Itulah seindah-indah pemimpin yang seharusnya menjadi warisan, khususnya bagi kita yang pernah dijamu di Arafah ini. Rasulullah mengajarkan bahwa kita ini sebenarnya adalah pemimpin. "Kalian semua adalah pemimpin. Dan kalian akan ditanya semua tentang kepemimpinan." Sayang banyak diantara kita tidak menyadari bahwa kita harus bertanggungjawab di akhirat nanti.

Apa gerangan yang membuat pribadi Rasulullah begitu menghujam di hati kita ?

Yang pertama ternyata baginda Rasulullah adalah yang pribadi mulia. Beliau memimpin orang lain diawali dengan memimpin dirinya sendiri. Beliau pimpin matanya sehingga tidak melihat apapun yang akan membusukkan hatinya. Kita kadang memimpin mata saja tidak sanggup. Mengapa hati kita menjadi busuk ? Karena mata kita tidak bisa kita kendalikan. Rasulullah memimpin tutur katanya, sehingga tidak pernah beliau bebicara, kecuali kata-kata yang benar, indah, padat dengan makna. Bayangkan, kita berbicara setiap hari ribuan mungkin puluhan ribu kata, tapi mana yang benar? Kadang kita sendiri pun ragu terhadap kata-kata kita.

Rasulullah memimpin keinginannya. Rasulullah memimpin nafsunya sehingga subhanallah... beliau memimpin dirinya sehingga menjadikan mudah memimpin orang lain. Sayang, kita sangat banyak ingin kedudukan, jabatan, kepemimpinan, padahal memimpin diri sendiri saja kita tidak sanggup. Itulah yang menyebabkan seorang pemimpin tersungkur menjadi hina. Tidak pernah ada seorang pemimpin jatuh karena orang lain, seseorang hanya jatuh karena dirinya sendiri.

Oleh karena itu saudara-saudaraku, marilah kita tekadkan sepulang dari tempat ini sebelum saya pimpin keluarga, memimpin lingkungan, saya harus pimpin diri saya. Saya tidak akan hancur kecuali oleh karena diri ini tidak sanggup memimpin mata, lisan, hati, dan perilaku.

Yang kedua, saudara-saudaraku sekalian. Rasulullah saw ternyata memimpin orang lain tidak dengan banyak menyuruh atau melarang. Benar kalau suruhan dan larangan itu hanyalah bimbingan dari Allah. Laqodkaana lakum fii rasulillahi uswatun hasanah... Subhanallah, sebaik-baik pemimpin adalah yang memimpin dengan suri tauladan. Orang yang ada di sekitar kita tidak hanya punya telinga, mereka pun memiliki mata, memiliki perhitungan, memiliki pertimbangan, memiliki perasaan. Sehebat apapun yang kita katakan tidak akan pernah berharga, kecuali kalau perbuatan kita seimbang dengan kata-kata. Bagaimana mungkin kita dalam keluarga merindukan anak-anak yang berperilaku lembut jikalau seorang ayah atau seorang ibu berperilaku bengis dan kasar? Bagaimana mungkin kita menginginkan umat santun jikalau para ustadz dan para ulama tidak mengenal kesantunan? Bagaimana mungkin umat akan bangkit menjadi orang yang bersemangat dalam kebajikan jikalau pemimpinnya tidak bersemangat ?

Oleh karena itu Rasululah tidak menyuruh orang lain sebelum menyuruh dirinya sendiri. Tidak melarang sebelum melarang dirinya. Kata dan perbuatan amat serasi sehingga setiap kata-kata diyakini kebenarannya.

Saudara-saudaraku, jangan jatuhkan diri kita dengan memperbanyak kata yang tidak sesuai dengan perilaku. Percayalah, Allah tidak akan mengangkat derajat seseorang dengan kata-katanya belaka, jikalau tidak diikuti dengan perilakunya. Bahkan ancaman Allah, "Amat besar kemurkaan di sisi Allah bagi orang yang berkata-kata apa yang tidak diperbuatnya.” (QS 61:3)

Yang ketiga saudaraku yang budiman,

Rasulullah ternyata memimpin tidak hanya menggunakan akal atau fisik tetapi tapi yang paling penting beliau memimpin dengan qalbunya. Saudaraku, hati tidak akan pernah bisa tersentuh kecuali dengan hati lagi. Bagaimana mungkin seorang ayah ada di hati anaknya jikalau anak hanya terbagi sisa waktu? Bagaimana mungkin seorang anak bisa mencintai ibu-bapaknya jikalau orangtuanya tidak sungguh-sungguh memberikan hati kepada anaknya? Ada yang hanya memberi harta, ada yang hanya memberi makanan, hanya memberikan kendaraaan. Itu hanyalah benda! Yang dibutuhkan manusia adalah hati. Karena itulah yang tidak dimiliki oleh binatang, tidak dimiliki oleh makhluk lainnya.
Rasulullah menabur cinta kepada hamba-hamba Allah sehingga setiap orang bisa merasakan dari tatapannya yang penuh kasih sayang. Dari tutur katanya yang rahmatan lil 'alamiin, perilakunya yang amat menawan.

Saudaraku,

Terkadang hati kita yang satu-satunya ini diisi oleh kebencian. Benarlah yang dikatakan Buya Hamka: "Tidakkah engkau lihat betapa indahnya gunung yang hijau. Atau engkau tatap langit yang biru bertabur awan seputih kapas atau engkau bangun di malam hari melihat taburan bintang dan bulan nan indah. Atau engkau bangun di gulitanya malam engkau dengar indahnya jangkrik bersahutan, semua ini indah. Lalu mengapa hati kita yang satu-satunya ini harus kita isi dengan kebusukan? Dengan kebencian? Kedendaman? Serakah?" Tidak akan terangkat martabat seorang pemimpin yang tidak memiliki kasih sayang.

Rasulullah SAW bersabda, "Sebaik-baik pemimpin diantara kamu adalah yang kamu mencintainya, dan diapun mencintaimu. Engkau menghormatinya, dan dia pun menghormatimu. Dan sejelek-jelek pemimpin adalah pemimpin yang engkau membencinya, dan dia pun membencimu. Engkau melaknatnya, dan ia pun melaknat."(HR. Muslim)Nau'dzubillahi min dzalik.

Saudaraku, haji yang mabrur sepatutnya adalah haji yang hidup hatinya. Yang melihat orang lain penuh dengan kasih sayang. Melihat orang yang bergelimang dosa, terucaplah doa... "Ya Allah kalau tidak Engkau lindungi, saya pun mungkin berlumur dosa seperti dia. Saya sekarang bisa shalat, bisa sujud karena pertolongan-Mu. Ya Allah selamatkan saudara kami yang bergelimang dosa. Mungkin dia pun ingin bahagia tapi belum menemukan jalannya". Seorang yang hatinya hidup selalu merindukan kebaikan, keselamatan, kebahagiaan bagi orang lain. Tapi tidak bagi orang yang hatinya keras membatu. Hanya dengki, iri, sombong, riya, takabur. Dia tidak akan pernah bisa memimpin siapapun. Karena pemimpin yang hatinya busuk tidak akan pernah bisa menyentuh hati orang lain.

Ibu bapak yang budiman,

Seorang pemimpin di rumah tangga tidak cukup hanya bisa memberi harta. Penjahat pun bisa memberi harta. Pemimpin yang baik memberikan perhatian yang tulus, ucapan yang terjaga, dan perilaku yang budiman, subhanallah. Itulah Rasulullah yang mulia. Pemimpin yang dicontohkan oleh Rasul adalah pemimpin yang bisa berkhidmat kepada kaumnya. Karena sayidnya pemimpin dari satu kaum khadimukum yaitu orang yang bisa berkhidmat kepada mereka. Jadi pemimpin dalam Islam bukan pemimpin yang harus dilayani segala-galanya. Terbayang ketika Rasulullah sedang duduk bersama para sahabat, ada sahabat yang berkata: "Rasul, kita akan memotong kambing. Saya yang memotongnya ya Rasul." Tiba-tiba sahabat lain mengacungkan tangan, "Ya Rasul, saya yang mengulitinya." Satu lagi mengatakan, "Rasul, biarlah saya yang memasaknya." Rasulullah bangkit, "Biar saya yang mencari kayu bakarnya." Pemimpin mana yang teramat indah seperti ini? Yang tidak merasa bangga dilayani tetapi merasa berhutang untuk bisa melayani.

Saudaraku yang budiman,

Dalam Islam tidak seperti piramida tetapi piramida terbalik. Setinggi-tinggi pemimpin adalah orang yang bisa berkhidmat dengan tulus. Yang menafkahkan jiwanya, raganya untuk kemashlahatan ummat. Dia berkorban dengan amat mudah dan ringan karena merasa itulah kehormatan menjadi pemimpin bukan mengorbankan orang lain, subhanallah.

Saudara-saudaraku,

Alangkah indahnya jikalau hari-hari yang ada kita isi dengan kerinduan untuk berkhidmat. "Ya Allah berikan kepada saya rezeki yang banyak, halal dan berkah agar saya bisa menjadi jalan dari-Mu untuk hamba-Mu yang lapar, yang sakit, yang tidak punya tempat berteduh." Alangkah bahagianya jikalau kita terus tiap hari meraup ilmu agar kita menjadi jalan hidayah. Pemimpin yang budiman bukan berpikir apa yang dia dapatkan dari umat, tetapi apa yang dia bisa berikan yang terbaik bagi umat.

Saudaraku yang budiman,

Prihatin sekali kita, sekarang sepertinya sulit mencari pemimpin diantara 220 juta penduduk Indonesia. Saling mengutuk, saling menghujat, saling mencaci. Kita belum memiliki pemimpin tertinggi di negeri ini, yang lulus dengan selamat di penghujung kepemimpinannya. Terjatuhkan, terpuruk, sebagian masuk penjara, sebagian terhina. Para petinggi di negeri kita kebanyakan adalah umat Islam jua.
Mungkin kalau berpikir negeri terlalu besar, marilah kita berpikir bagaimana kita memimpin diri kita sendiri. Minimal sepulang dari tempat ini jangan pernah biarkan diri kita menjadi hina karena mata yang jelalatan tidak terjaga. Minimal jangan sampai kita menjadi terhina dengan tutur kata yang penuh kesombongan. Saudaraku, marilah kita hidupkan hati kita dan marilah kita muliakan kehidupan dengan berkhidmat kepada orang lain. Khoirunnas anfa uhum linnas... "Sebaik-baik di antara manusia adalah orang yang paling banyak manfaatnya."

Allah mengundang kita ke tempat ini tentu bukan semata-mata hanya untuk kepentingan kita. Sepulang dari tempat ini kita berhutang, bagaimana mencerminkan orang yang pernah dijamu oleh Allah di Arafah ini. Andaikata kita bisa menjadi suri tauladan, menjadi pemimpin yang indah di rumah, terbayang jika kita meninggal kelak, anak-anak kita bertabur doa setiap waktu karena yang dikenang hanyalah keindahan pribadi ibu bapaknya. Seperti ketika Siti Khadijah wafat, Rasulullah selalu menceritakan kebaikannya karena memang amat indah pribadinya. Sebaik-baik warisan seorang haji yang mabrur adalah akhlak yang mulia.

[Muhasabah:]

Allahumma shalli wasalim wabaarik ala Muhammad wa ala alihi waashabihi ajmain.
Alhamdulillah ya Allah, wahai Yang Maha Mendengar, Tiada mungkin kaki kami melangkah ke tempat ini, kecuali Engkau yang menguatkan. Tiada mungkin tergerak di hati kami ingin menjalankan haji, kecuali Engkau yang menggerakkan.
Tiada mungkin serupiah pun kami miliki, kecuali Engkau yang memberikan.
Tiada mungkin kami sehat, kecuali Engkau yang menyehatkan. Tiada mungkin kami dapat membantu tubuh ini berwudhu, kecuali Engkau yang mengajarkan.
Tiada mungkin lisan ini dapat menyebut nama-Mu, kecuali Engkau yang membimbing. ya Allah,
Betapa banyak makhluk yang Engkau ciptakan, Betapa sedikit yang berada di Arafah ini ya Allah.
Rabb...
Dengan apa kami mensyukuri nikmat haji ini ya Allah…Kecuali berharap kepada-Mu,
Terimalah haji kami ini ya Allah.
Allahummaj 'al hajjan mabruura, wa sa'yan masykuura wa dzanban maghfuura.
Rabbana dholamnaa anfusanaa wa illam taghfirlanaa watarhamnaa lanakuunanna minal khosirin.
Duhai Allah, ampuni seluruh dosa kami, Engkau menjanjikan haji yang mabrur.
Bersih dari dosa bagai bayi yang baru terlahir. Alangkah indahnya jikalau kami Engkau pilih demikian ya Allah.
Allah, Engkau Maha Mengetahui betapa menderitanya diri kami dengan lumuran dosa.
Betapa sengsaranya hidup kami dengan menutupi aib. Betapa hinanya diri kami dengan maksiat. Bersihkan kami ya Allah. Bersihkan dosa kami ya Allah,
Ampuni dosa kami kepada orang tua kami. Ampuni jikalau mereka menyesal melahirkan kami. Ampuni dosa kami kepada keluarga kami ya Allah,
kepada anak-anak kami. Jangan biarkan mereka menuntut kami di akhirat
Berikan kesempatan bagi kami memperbaiki segalanya.
Rabbana hablanaa min azwaajinaa wadzurriyyatina qurrota a'yun, Waj 'alnaa lilmuttaqiina imaman.
Ampuni ya Allah jika di sekujur tubuh kami ada harta haram. Di rumah kami banyak barang haram. Padahal Engkau mengharamkan ke sorga bagi yang di tubuhnya
ada daging haram. Berikan kesempatan kami untuk menyucikan diri
dari harta haram ya Allah. Jauhkan sejauh-jauhnya ya Allah,
Cukupi diri kami dengan rizki-Mu yang halal.
Ya Allah, ampuni jikalau kami sering mendzalimi hamba-hamba-Mu yang lemah.
Berikan kesanggupan bagi kami untuk terpelihara dari kedzaliman. Duhai Yang Maha Mendengar, hanya Engkaulah tumpuan harapan kami. Jadikan kaum muslimin ini menjadi suami yang benar. Menjadi ayah yang jujur. Menjadi laki-laki yang shaleh.
Jadikan Kaum muslimah ini menjadi istri yang shalehah. Menjadi ibu yang shalehah.
Menjadi muslimah yang terpelihara. Titipkan kepada kami duhai Allah,
keturunan yang lebih baik daripada kami. Lindungi dari kedurhakaan dan kehinaan dunia wal akhirat.
Ya Allah, berkahilah sisa umur kami. Berkahilah rezeki yang Engkau titipkan kepada kami. Berkahilah ilmu yang Engkau karuniakan. Berkahilah sisa umur ini.
Allahummaghfir lilmu'miniin wal mu'minat muslimin wal muslimat, al ahyaai minhum wal amwaat...
Ya Allah, selamatkan umat Islam ya Allah. Selamatkan umat Islam ya Allah.
Jangan biarkan Engkau saksikan kami terhina seperti ini.
Persatukan hati kami ya Allah. Bangkitkan para pemimpin yang mencintai-Mu dan mencintai umat-Mu.
Tolonglah saudara kami yang teraniaya di penjuru mana pun ya Allah. Jangan biarkan kaum dzalimin berjaya atas kaum beriman ya Allah. Jangan biarkan kaum yang ingkar kepada-Mu mendzalimi kaum yang bersujud kepada-Mu. Ya Allah mereka dalam genggaman-Mu ya Allah. Ya Allah, cegahlah kedzaliman atas umat-Mu ya Allah.
Ya Allah, selamatkan negeri kami ya Rabb, Engkaulah yang Maha Tahu keadaan negeri kami. Jangan biarkan ummat-Mu sebanyak ini terpuruk dan terhina.
Bangkitkan ya Allah, Jadikan negeri kami negeri yang terpancar cahaya Islam
Menjadi negeri yang rahmatan lil 'aalamiin.
Ya Allah, karuniakan kepada kami pemimpin yang sholeh, Para pemimpin yang mencintai ummat-Mu, Para pemimpin yang teguh hidup di jalan-Mu, Para pemimpin yang benar-benar menjadi suri tauladan bagi kami.
Duhai ya Allah yang Maha Agung, Undanglah kami, dengan keluarga kami dengan keturunan kami, dengan orang-orang yang berbuat baik kepada kami
Ya Allah, ijinkan kelak kami berjumpa dengan-Mu ya Allah, Berjumpa dengan Rasul-Mu, Berjumpa dengan kekasih-kekasih-Mu.
Rabbana aatina fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah Wa Qinaa Adzaabannar.
Rabbana taqobball minnaa innaka antas samiul 'alim watub alayna innaka antattawaburrahiim, Subbahaana rabbika rabbil 'izzati 'ammaa yaashifuun, wasalamun alal mursaliin, Walhamdulillahirrabil alamiin.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.