Rabu, 26 Mei 2010

Menyikapi Perubahan

Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang hari ini lebih baik daripada hari kemarin, maka dialah orang yang beruntung. Barangsiapa yang hari ini seperti hari kemarin, ia adalah orang yang rugi. Dan barangsiapa yang hari ini lebih jelek dari hari kemarin, maka dia adalah orang yang tertipu". Beberapa waktu lalu, Aa berceramah di sebuah instansi pemerintah yang mengurusi masalah angkutan laut. Dalam kesempatan itu Aa sempat pula berdialog dengan para direksinya.

Terungkap dalam dialog itu bahwa instansi tersebut tengah mengalami masa-masa sulit, yakni jumlah pengguna pelayanan kapal laut terus mengalami penurunan. Sebabnya, masyarakat cenderung memilih angkutan udara yang lebih cepat dan semakin murah tarifnya. Berkurangnya pengguna jasa kapal jelas mempengaruhi tingkat pendapatan, padahal biaya operasional dan gaji karyawan begitu besar dan tidak sebanding dengan keuntungan yang diperoleh.

Biaya operasional akan terus bertambah dengan datangnya kapal baru yang dipesan beberapa tahun sebelumnya. Ini adalah masalah yang sangat pelik. Mau tidak mau pemerintah dan semua pihak yang terkait harus mencarikan solusi yang menguntungkan semua. Di balik persoalan itu ada satu hal yang harus kita ambil sebagai pelajaran bahwa kita harus siap dengan segala perubahan. Tidak ada satu pun yang tetap dalam hidup ini. Yang tetap hanyalah perubahan itu sendiri. Untuk menghadapi perubahan diperlukan adanya kesadaran bahwa hidup ini akan terus berubah.

Boleh saja sekarang hidup kita enak, tapi siapa tahu besok lusa kita akan merana bila kita tidak mau berubah. Aa teringat pada apa yang dikatakan Duta Besar Jepang untuk Indonesia tempo hari, bahwa ia merasa khawatir bangsa Jepang tidak akan mampu bertahan pada 2009 nanti, karena perubahan dunia begitu cepat dan menggila. Jelasnya, hanya bangsa yang kuat dan mempersiapkan diri sajalah yang akan mampu bertahan dan menjadi pemenang. Melihat kenyataan seperti ini, tidak ada alasan lagi bagi kita untuk berleha-leha, membuang-buang waktu, lamban, banyak membuat kesalahan, tidak punya perencanaan hidup, atau menjalani kehidupan seadanya. Bila semua ini tetap kita jalani, maka kehancuran dan keterpurukan tinggal menunggu waktu saja.

Langkah apa yang harus kita lakukan sekarang? Kuncinya, kita harus punya semangat untuk berubah. Kata perubahan adalah kata kunci bagi mereka yang mau beruntung dan sukses dalam hidup. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang hari ini lebih baik daripada hari kemarin, maka dialah orang yang beruntung. Barangsiapa yang hari ini seperti hari kemarin, ia adalah orang yang rugi. Dan barangsiapa yang hari ini lebih jelek dari hari kemarin, maka dia adalah orang yang tertipu". Artinya hanya orang yang mau berubah sajalah yang beruntung. Selain itu, ia orang yang merugi bahkan tertipu. Oleh karena itu, yang harus ada di benak kita adalah keinginan untuk terus berubah dan terus menjadi lebih baik. Hari ini harus bertambah ilmu. Hari ini harus bertambah wawasan. Hari ini harus bertambah kedewasaan.

Hari ini harus bertambah kenalan atau relasi baru, dan hari ini pula harus bertambah kebaikan. Jadi yang harus kita pikirkan sehari-hari adalah bagaimana kita meningkatkan kemampuan diri, baik itu ilmu, keterampilan atau pun amal kita. Semua itu harus terus-menerus kita programkan sebagai bagian dari persiapan menghadapi kondisi sesulit apapun. Kalau hari-hari yang kita lewati tidak disertai dengan bertambahnya kemampuan diri, maka lambat-laun kita akan digilas oleh cepatnya roda perubahan. Kesadaran seperti ini teramat penting untuk kita tanamkan, karena itulah kekayaan hakiki. Barangsiapa menginginkannya, maka berjuang meningkatkan kualitas diri adalah syarat pertama dan utama.

Andai kemampuan kita berada di atas masalah yang ada, maka kita akan lebih mudah dalam menghadapi permasalahan tersebut. Seperti halnya orang yang belajar terus menerus. Tatkala menghadapi ujian, kemampuannya akan berada di atas masalah. Ia akan gembira menghadapi ujian tersebut, menikmati tatkala ujian berlangsung, dan setelah ujian ia akan menikmati pujian dan nilai yang baik. Mengapa? Karena ia sudah sangat siap. Tidak demikian halnya dengan orang yang tidak pernah belajar dan mempersiapkan diri dengan baik. Ketika akan menghadapi ujian ia akan stress dan panik, saat menjalani ujian ia begitu menderita, begitu pun setelah ujian ia akan terhina dan terpuruk.

Sahabat, perubahan seharusnya menjadi wacana pemikiran kita setiap hari. Marilah kita renungkan bahwa aset dan kekayaan kita yang terbesar tidak identik dengan banyaknya uang. Aset kita yang sebenarnya adalah kemampuan kita yang terus berkembang. Ingatlah selalu pesan Rasulullah SAW bahwa orang yang beruntung adalah orang yang hari ini selalu lebih baik daripada hari kemarin. Wacana ini seharusnya mampu memotivasi kita untuk terus mencari ilmu. Saat waktu Dzuhur tiba bertanyalah kepada diri, ilmu dan keterampilan apa yang sudah saya dapatkan, pengalaman apa yang sudah saya peroleh, dan kebaikan apa yang sudah saya berikan kepada orang lain.

Begitupun tatkala kita memasuki waktu Ashar, Maghrib, atau Isya. Menjelang tidur bertanyalah kepada diri: peningkatan apa yang telah kita dapatkan hari ini, berapa banyak ilmu kita yang bertambah, pengalaman baru apa yang kita dapatkan hari ini. Teruslah bertanya dan mengevaluasi diri tentang seberapa jauh kita mampu meningkatkan kualitas diri. Bila program kita bagus, lalu pengembangan diri kita terencana, insya Allah hidup ini akan mampu kita jalani walaupun perubahan secepat apapun terjadi di sekitar kita. Wallahu a'lam bish-shawab.

Oleh: KH Abdullah Gymnastiar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar